BUSINESSTODAY.ID – Risiko perekonomian global semakin tinggi disertai dengan meningkatnya ketegangan geopolitik dan fragmentasi perdagangan.
perkembangan tersebut akan berdampak pada risiko melambatnya pertumbuhan ekonomi di banyak negara.
Termasuk di Tiongkok dan Uni Eropa, dan kembali meningkatnya inflasi dunia.
Baca Juga:
Petani dan Nelayan Sekarang Lebih Semangat Usai Prabowo Subianto Hapus Utang Macet UMKM
Inilah 5 Manfaat Buah Naga bagi Kesehatan, Salah Satunya Melembabkan dan Mencerahkan Kulit
Menteri Rosan Roeslani Ungkap Alasan Kebijakan AS dan Tiongkok Berdampak pada Ekonomi Nasional
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan hsl itu dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan November 2024 di Jakarta, Rabu (20/11/2024).
“Perkembangan politik di Amerika Serikat diperkirakan akan diikuti dengan arah kebijakan fiskal lebih ekspansif.”
“Dan strategi ekonomi berorientasi domestik atau inward looking policy termasuk penerapan tarif perdagangan yang tinggi dan kebijakan imigrasi yang ketat,” kata Perry
Baca Juga:
Beberkan Sejumlah Indikator Ekonomi Indonesia, BI Prediksi Tingkat Pertumbuhan Ekonomi 2025 dan 2026
Jangkar Stabilitas dan Kepastian Dunia di Tengah Dinamika Global, Kerja sama Indonesia dan Tiongkok
Di Amerika Serikat, proses penurunan inflasi akan berjalan lebih lambat.
Sehingga penurunan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) Amerika Serikat diperkirakan juga akan lebih terbatas.
Kebutuhan pembiayaan defisit fiskal yang lebih besar oleh pemerintahan Amerika Serikat juga berdampak
Karena akan mendorong kembali meningkatnya imbal hasil (yield) US Treasury baik tenor jangka pendek maupun jangka panjang.
Baca Juga:
Kadin Indonesia Beber Alasan Minta Kenaikan Tarif Pajak Pertambahan Nilai Sebesar 12 Persen Ditunda.
From Rock Bottom to Riches: Andrew Spira’s Inspiring Guide for Young Entrepreneurs
Perubahan politik di Amerika Serikat tersebut telah berdampak pada menguatnya mata uang dolar Amerika Serikat secara luas.
Peferensi investor global berbalik dengan memindahkan alokasi portofolionya kembali ke Amerika Serikat.
Hal itu mengakibatkan tekanan pelemahan nilai tukar berbagai mata uang dunia semakin tinggi.
Dan terjadi aliran keluar portofolio asing termasuk dari negara emerging market.
Oleh karena itu, penguatan respon kebijakan diperlukan untuk memperkuat ketahanan eksternal.
Dari dampak negatif memburuknya rambatan global tersebut terhadap perekonomian di negara-negara emerging market termasuk Indonesia.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infofinansial.com dan Ekonominews.com
Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Jabarraya.com dan Topikindonesia.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)
Atau hubungi langsung WhatsApp Center Rilispers.com (Pusat Siaran Pers Indonesia /PSPI): 085315557788, 087815557788, 08111157788.
Klik Persrilis.com untuk menerbitkan press release di portal berita ini, atau pun secara serentak di puluhan, ratusan, bahkan 1.000+ jaringan media online.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.