EKONOMINEWS.COM – Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyebut dirinya tidak boleh berbicara sebagai capres, saat menghadiri undangan dari Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Kegiatan itu dalam sarasehan ‘Kemandirian Pesantren’ di JIExpo, Jakarta, Sabtu 16 Desember 2023.
Awalnya, Prabowo bercerita mengenai perbedaan makna kekeluargaan pada bangsa Indonesia.
Baca Juga:
Lebih Rendah dari Proyeksi World Bank dan IMF, Proyeksi ADB Tentang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Rilispers.com Pasarkan Publikasi Press Release di 150+ Portal Berita Milik Sapulangit Media Center
Khususnya di pesantren dibandingkan dengan arti kekeluargaan yang ia dapatkan ketika sempat tinggal dan sekolah di Eropa.
“Saya pernah tinggal di Eropa, diajak teman saya ke rumahnya belajar (bersama). Begitu saya masuk, semua keluarganya makan di meja.”
Baca artikel lainnya di sini : Prabowo Subianto Minta agar Jangan Pelit Beri Penghargaan dan Lupakan Jasa Para Pemimpin
Baca Juga:
Prabowo Perangi Korupsi dengan Luncurkan e-Katalog 6.0, Bisa Hemat Biaya Pengadaan hingga 30 Persen
Pererat Hubungan Komunitas Tionghoa di ASEAN dan Tiongkok, PSMTI dan ACCA Gelar Conference
Tingkatkan Produktivitas Pertanian Nasional, Pemerintah Lakukan Optimasi Lahan Rawa dan Cetak Sawah
“Teman saya bilang, Prabowo kau di sini saja ya, ini buku kamu baca, saya makan dulu,” cerita Prabowo yang kemudian disambut tawa para peserta yang hadir.
Prabowo mengatakan, hal tersebut tidak salah menurutnya, karena itulah adat dalam budaya mereka.
“Adatnya seperti itu, nggak salah. Mereka kerja keras untuk keluarganya, Prabowo bukan keluarga saya, dia datang ke sini belajar. Dia ingin baca buku,” jelasnya.
Lihat juga konten video, di sini: Gibran Rakabuming Raka Blusukan Pasar di Balikpapan, Awali Kampanye di Kalimantan Timur
Baca Juga:
Harga Batubara 2025 Masih Atraktif, Bergantung pada Hubungan antara Amerika Serikat dan Tiongkok
6 Manfaat Bermain Golf untuk Kesehatan Tubuh, Cari Tahu Di Sini!
Lalu, Prabowo membandingkan dengan adat kekeluargaan masyarakat Indonesia, khususnya di pesantren.
Ia mengungkapkan tiap berkunjung ke pesantren selalu ditawarkan makan, meskipun jadwal agenda ke tempat lainnya sangat padat.
“Tiap kali saya ke pesantren, nyai-nyai sudah masak dan terpaksa makan, waduh, padahal saya harus ke tiga pesantren lain. Jadi, makan, makan, makan,” ungkap Prabowo.
“Di pesantren kalau kita makan, ditungguin, dilihatin, dimakan nggak nih, walaupun sudah kenyang (tetap) makan,” candanya.
Kemudian, Prabowo melontarkan candaan menanggapi adat menjamu makanan tersebut.
Ia takut jika dirinya tidak mengiyakan makan, ke depannya dia tidak bakal diterima kembali untuk sowan atau berkunjung.
“Jangan sampai nanti nggak diterima di pesantren ini, kan gitu. Ini musim politik, tapi saya di sini tidak boleh bicara sebagai capres,” kata Prabowo disambut tepuk tangan.
Ia menegaskan, kehadirannya di sarasehan tersebut tidak bermaksud mencari dukungan dari para keluarga santri Indonesia.
Tapi hanya untuk menyampaikan ilmu mengenai kemandirian pesantren dan bela negara.
“Saya mau tegas di sini ya, saya tidak minta dukungan dari bapak dan ibu,” ucapnya.***