Dirut BRI Bicara Kopi

Minggu, 7 Mei 2023 - 14:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri BUMN Erick Thohir bersama dengan Direktur Utama BRI Sunarso saat membuka acara BRI & Pegadaian Indonesia Coffee Festival (ICF) 2023. (Dok. Bank BRI)

Menteri BUMN Erick Thohir bersama dengan Direktur Utama BRI Sunarso saat membuka acara BRI & Pegadaian Indonesia Coffee Festival (ICF) 2023. (Dok. Bank BRI)

BUSINESSTODAY.ID – BRI & Pegadaian Indonesia Coffee Festival (ICF) 2023 sukses menarik perhatian para pencinta dan pelaku bisnis kopi nasional.

Festival yang diselenggarakan pada 5-7 Mei 2023 di JIEXPO Kemayoran Jakarta tersebut menjadi acara bergengsi di industri kopi Indonesia dengan menghadirkan berbagai kebutuhan individual maupun bisnis.

Mulai dari biji kopi, mesin espresso, mesin roasting, perlengkapan barista, packaging, cup, marketing agency, dan juga retail solution seperti sistem point of sales dari berbagai merek terkemuka baik lokal dan dunia.

Tidak hanya berkolaborasi dengan ratusan merek, BRI & Pegadaian Indonesia Coffee Festival 2023 juga menghadirkan berbagai kegiatan yang dapat memperkuat jaringan para pelaku usaha dan juga industri kopi Indonesia seperti kejuaraan barista, kejuaraan brewer, cup tasters dan berbagai program lainnya seperti speed-dating dengan investor, best booth award, people’s choice menu, sajian kopi terbaik Indonesia, dsb.

Pada acara tersebut hadir Menteri BUMN RI Erick Thohir. Menurutnya, upaya mendukung ekosistem industri kopi ini tak terlepas dari visi industrialisasi pangan yang dicanangkan pemerintah.

Hal tersebut merupakan salah satu upaya dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.

Erick mengatakan, selain industrialisasi pangan, upaya menopang pertumbuhan ekonomi lainnya adalah hilirisasi sumber daya alam dan penguatan ekonomi kreatif.

Adapun industrialisasi pangan seperti penguatan ekosistem kopi nasional perlu digalakkan dan tak terlepas dari kontribusi konsumsi domestik terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

“Mesti ada industrialisasi di mana seluruh stakeholders bekerja sama sehingga kualitasnya bagus. Sehingga ada nilai tambah. Itu bisa lakukan dengan hilirisasi dan domestic consumption. Jadi saya mendukung ekosistem kopi ini,” katanya tegas.

Solusi ekosistem kopi nasional, dengan mendukung penguatan industri kopi secara langsung dari hulu hingga hilir dilakukan oleh BUMN.

Untuk mengembangkan industri kopi Indonesia salah satunya melalui skema Program Makmur Kopi yang dilakukan oleh semua pelaku ekosistem Kopi Indonesia di PMO Kopi Nusantara dengan BRI sebagai salah satu stakeholders utama.

“Oleh karena itu saya di BUMN mengajak teman-teman untuk menjadi solusi. Terciptalah ini, supaya terintegrasi semua stakeholders,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama Direktur Utama BRI Sunarso memaparkan bahwa Indonesia merupakan negara terbesar keempat di dunia penghasil kopi.

Indonesia menyumbang 6,6% produksi kopi dunia, berada di bawah Brasil, Vietnam dan Kolombia.

Dalam paparannya, mantan Dirut Pegadaian yang berhasil menginisiasi “The Gade Coffee Shop” dan “Gade Emas” tersebut menyebutkan bahwa di sektor hulu bisnis kopi masih akan terus tumbuh dan berkembang baik di pasar domestik maupun di secara global.  Kemudian di sektor hilir revenue kopi global diproyeksikan akan terus meningkat.

Sunarso pun menjabarkan terkait pentingnya peningkatan nilai tambah komoditas tersebut melalui industrialisasi kopi.

Saat ini rerata produksi kopi nasional sekitar 600 kg per hektar per tahun. Padahal normalnya adalah 1,5 ton-2 ton per hektar per tahun.

Kemudian jika dilakukan penjualan dalam bentuk biji kopi, akan menjadi 500 kg saja. Harga jualnya sekitar Rp15 juta saja.

Adapun jika produksi dalam biji kopi yang sudah diproses roasted, maka akan susut menjadi 350 kg, tapi nilai jualnya menjadi Rp45 juta.

Namun jika dijadikan bubuk maka akan menjadi 340 kg saja dengan nilai jual meningkat sekitar Rp50 juta.

Sedangkan jika kopi bubuk ini dijual dalam bentuk cup siap minum, akan menjadi sekitar 57.000 cup yang nilai jualnya dapat mencapai sekitar Rp850 juta.

“Jadi adalah penting bagi kita semua untuk tahu persis sebenarnya nilai tambah kopi itu ada di fase mana.”

“Dan berapa besar nilai tambahnya, lalu ke mana kita harus fokuskan energi kita untuk meningkatkan nilai tambah kopi kita”, ujarnya menegaskan.

Oleh sebab itu, menurutnya penting agar kopi dari Indonesia dijual dalam bentuk cup yang di-branding dari Tanah Air. Jangan sampai kopi dari Indonesia, ketika masuk ke pasar global di-branding dengan brand luar.

“Ini tantangan sekaligus masalah yang harus kita jawab bersama, karena itu perlu kita sepakati visi kopi Indonesia ke depan. Visinya adalah ‘Menjual Kopi Dengan Nilai Tambah yang Maksimal’. Visinya itu! dan sudah barang tentu dijual secara global,” ujarnya menegaskan.

Untuk mendukung aspirasi tersebut, BRI pun turut mendorong kebutuhan industrialisasi produk pangan tersebut.

Sunarso pun menjelaskan bahwa pihaknya sudah memetakan strateginya.  Pertama, dari sisi on farm atau di ladang yang dibutuhkan mulai dari analisis tanah, rekomendasi dan penyediaan pupuk, benih hingga pestisida. Atau bahkan jika perlu bebas dari pestisida menjadi kopi organik.

Kedua, butuh teknologi untuk mekanisasi pertanian. Tentunya dengan pendampingan agronomis dan budidaya.

Ketiga, begitu panen masuk fase off-farm maka harus ada pengolahan pasca panen, pemberian modal kerja seperti KUR, distributor financing, kemudian menyediakan off taker, kemudian capacity building dan workshop,” tuturnya.

Keempat, lanjut Sunarso menjelaskan, untuk membangun ekosistem bisnis yang berkelanjutan harus ada project leader untuk supervisi bisnis, hingga koordinasi kegiatan.

“Hal ini pun perlu disokong oleh berbagai pihak diantaranya banking dan financial institution untuk pendanaan.”

“Kemudian penguatan sarana produksi, teknologi research and development, perlu adanya pendampingan budidaya dan off taker, dan harus di-cover asuransi supaya untung dan aman,” pungkasnya.***

Berita Terkait

Grahacom Salurkan Layanan Telekomunikasi Terbaru di Lebih dari 500 Perusahaan
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka Ajak Pendukung Berdoa Bersama untuk Palestina
Jasasiaranpers.com Kolaborasi dengan Portal Berita, Dukung Press Release Serentak dan Press Release Setiap Hari
Inovatif! Kembangkan Ekosistem Pasar Modal, BRI dan BEI Berkolaborasi Dorong Nasabah Korporasi Lakukan IPO
Ciptakan Kesempatan Kerja 44 Ribu Orang, BRI Ungkap Potensi Ekonomi Liga 1
Presiden Jokowi Sangat Puas dan Gembira Terhadap Perkembangan Industri Nasional Pertahanan Indonesia
Resmi Bagian dari BRI Group, Danareksa Investment Management Ganti Nama Jadi BRI Manajemen Investasi
Berkat Pemberdayaan BRI, Desa Burong Mandi Belitung Mampu Kembangkan Potensi Daerah
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Jumat, 1 Desember 2023 - 19:44 WIB

Sukses Berkelanjutan: BRI Borong Penghargaan di Acara CSA Awards 2023

Senin, 27 November 2023 - 17:57 WIB

PROPAMI Resmi Lantik Pengurus Baru, Membuka Babak Baru Menuju Era Pasar Modal yang Lebih Cemerlang

Senin, 27 November 2023 - 16:58 WIB

Promosi Video Youtube di Portal Berita? BISA, Hanya dengan Budget Rp500 Ribu Bisa Langsung Tayang di Sini

Kamis, 23 November 2023 - 20:38 WIB

Raih Pertumbuhan 74,58%, Laba PT Rig Tenders Indonesia Tbk Melesat di Semester I

Kamis, 23 November 2023 - 16:49 WIB

CSA Award 2023: Penghargaan Kategori Innovation, Inovasi Bisnis Merajai Puncak

Rabu, 15 November 2023 - 17:00 WIB

Semakin Praktis, Kini BRImo Bisa Digunakan untuk Lakukan Pembayaran di Indomaret!

Senin, 13 November 2023 - 15:21 WIB

Kompetisi Berhadiah Ratusan Juta hingga Berpeluang Dapat Beasiswa S2, BRI Write Fest Digelar!

Kamis, 9 November 2023 - 19:25 WIB

Kewajiban Izin Pasar Modal: Langkah Kunci untuk Keamanan dan Integritas

Berita Terbaru